marydilip.info – Michelle Bowman, anggota Dewan Gubernur Federal Reserve, menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan moneter saat berbicara di Universitas Georgetown, Washington, DC, pada 6 Juni. Ia menolak pendekatan pengetatan suku bunga secara agresif karena menurutnya, kebijakan itu menghambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan sektor usaha kecil. Dalam pidatonya, Bowman menekankan perlunya keseimbangan antara pengendalian inflasi dan dukungan terhadap dunia usaha.
Bowman Tawarkan Pendekatan Ekonomi Ala Trump
Bowman mendorong pendekatan kebijakan yang lebih fleksibel dan pro-bisnis, mirip dengan kebijakan ekonomi Donald Trump selama masa kepresidenannya. Ia menyarankan pemangkasan pajak dan deregulasi untuk mendorong investasi serta mempercepat pemulihan ekonomi. Bowman juga menilai bahwa sektor swasta membutuhkan lebih banyak ruang bergerak agar bisa menciptakan lapangan kerja secara maksimal.
Sikap Ekonomi Bowman Mencerminkan Agenda Konservatif
Meskipun Bowman tidak menyatakan dukungan politik secara terbuka, pernyataannya sejalan dengan pandangan Partai Republik. Ia memuji kebijakan pemangkasan pajak korporasi dan deregulasi yang pernah Trump terapkan, serta menyoroti dampak positifnya terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Pengamat politik menilai bahwa Bowman mulai menyelaraskan diri dengan arus politik konservatif yang tengah menguat menjelang Pilpres 2024.
Lingkungan Internal The Fed Beri Tanggapan Hati-Hati
Beberapa rekan Bowman di Federal Reserve menanggapi pernyataannya dengan sikap hati-hati. Mereka menegaskan pentingnya menjaga netralitas dan independensi The Fed dari tekanan politik. Namun, para pemimpin Partai Republik memberikan dukungan terbuka terhadap pandangan Bowman. Mereka menganggap sikapnya sebagai langkah maju untuk mengembalikan stabilitas ekonomi melalui pendekatan yang lebih realistis dan ramah pasar.
Bowman Siapkan Langkah Politik Jelang Pemilu 2024
Bowman tampaknya tengah mempersiapkan posisi strategis jika Donald Trump kembali depo 10k memenangkan kursi kepresidenan. Ia mulai mengambil posisi yang lebih terbuka terhadap kebijakan konservatif agar bisa tetap relevan dalam struktur pemerintahan baru. Langkah ini menunjukkan bahwa beberapa pejabat moneter kini mulai membaca arah politik nasional dan menyesuaikan sikap mereka demi mempertahankan pengaruh dalam peta kekuasaan mendatang.